Siswa SMA 3 Sintang Dianiaya Seniornya

0
3222

Alasannya Junior Tidak Sopan dan Jarang Ikut Kegiatan OSIS

LINTASKAPUAS.COM,SINTANG-Dua orang siswa SMA 3 Sintang yakni MFR (16), siswa kelas X SMA 3 dan JYJS mengelami tindakan kekerasan yang dilakukan seniornya, Kamis (22/12) lalu. Tak hanya didorong, mereka juga ditampar dan ditendang. Akibat penganiyaan itu, kedua siswa junior itu mengalami memar disejumlah anggota tubuh.

Kejadian terjadi ketika sekolah melaksanakan classmeeting dan para guru sedang rapat sehingga tidak mengetahui perilaku siswanya. Kedua korban baru saja dari kantin sekolah dan ingin kembali ke kelas mereka. Tidak berselang lama, keduanya bertemu dengan sejumlah siswa senior yang meminta mereka masuk ke ruangan 10 Matematika IPA I. Siswa yang berada dalam ruangan diminta keluar kelas, kemudian pintu ditutup.

Kemudian, keduanya dikerumuni dan diinterogasi ramai dengan mengatakan salah satu dari mereka pernah bertindak tidak sopan dan beberapa kali mangkir kegiatan OSIS. Korban sempat membantah, namun sejumlah siswa senior tindakan semakin menjadi-jadi. Kemudian beberapa dari mereka mendorong, menendang dan menampar. “Saya tak menyangka mendapat perlakuan itu, tiba-tiba kami dipanggil dan digiring masuk ke salah satu ruang kelas. Kemudian, dinterogasi dan dipukul,” kata MFR (16).

Akibat penamparan yang dilakukan siswa senior, MFR mengaku merasakan sakit selama dua hari. Sementara rekannya JYJS mengalami memar. Saat kejadian itu, siawa yang melihat tidak berani melerai. “Yang ngelerai ibu kantin,” bebernya.

Tindakan arogan oknum siswa senior di SMA 3 Sintang diprotes orang tua MFR. Ia mendesak sekolah memberi tindakan tegas. Supaya tindakan yang sama tidak terulang. “Kalau tidak ada tindakan dari sekolah, kami akan bawa masalah ini ke ranah hukum. Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti ini,” kata Jualang, orang tua JYJS. Ia menilai, tindakan tersebut dilakukan terencana. Karena, kedua siswa yang menjadi korban sempat digiring kedalam kelas sebelum mendapat penganiayaan.

Orang tua MFR yang enggan namanya dipublikasikan mengatakan masalah tersebut sudah dilaporkan ke pihak sekolah. Korban juga sudah di visum. “Kami lapor secara lisan hari Jum`at, keesokan harinya kami menghadap. Pihak sekolah berjanji akan menyelesaikan masalah ini setelah liburan semester,” katanya.